Hay, namaku Paula, biasa dipanggil Aula. Hari ini aku berangkat seperti biasa, di kelas aku melihat semua temanku berkumpul. Seteleh aku meletakkan tasku di bangku, aku menghampiri mereka.
"Kawan bahas apa?" tanyaku
"Oh Aula, kita lagi bahas rencana buat Hari Guru." ucap temanku. namanya Desi.
"Oh, iya,, aku baru ingat sebentar lagi Hari Guru, kalian sudah ada rencana?" tanyaku lagi. Teman-temanku yang lain hanya menggeleng.
"Aku ada informasi katanya guru sedang rapat, jadi kita masih punya banyak waktu untuk diskusi." ucap temanku yang lain, namanya Aldo.
"Mantap lah, ayo diskusinya di bawah lantai saja, di sini sempit." ucap Desi.
Aku dan teman-teman sekelasku segera berdiskusi, setelah satu jam membuat rencana dan berdebat, akhirnya sudah ditentukan.
Dua hari sebelum Hari Guru, kami akan menghias kelas, kebetulan juga dua hari sebelum Hari Guru, semua murid diliburkan. Jadi kami bebas menghias kelas.
Setelah menghias kelas, kami akan memesan kue "Brownis", jam tangan, dan Bucket. Mengapa memilih jam tangan? karena wali kelas kami adalah laki-laki.
Waktu sudah berlalu, kami sudah menyampaikan semua hal, dari patungan uang, membeli apa yang dibutuhkan hanya tinggal memesan kue Brownis, dan bucket saja.
Aku yang bertugas memesan Brownis, kemarin sudah aku tawarkan ke teman kelasku, bagaimana aku memesannya ke tanteku saja, dan ternyata mereka setuju. Jadi sekarang aku sedang menuju ke rumah tanteku.
"Assalaamu'alaikum, tante." salamku setelah sampai.
"Wa'alaikumsalam, eh Paula, ayo masuk." ujar tanteku, dan mempersilahkan masuk.
"Jadi Kenapa Paula," ucap tanteku, setelah kami duduk.
"Gini tante, sebentar lagi Hari Guru, aku dan teman-teman mau pesan Brownis ke tante apa boleh?" tanyaku.
"Wah boleh banget, hari apa? terus mau rasa apa?"
"Hari Rabu, terus rasanya Coklat, bisa gak tante."
"Gampang, itu mah, serahkan aja ke tante," aku mengangguk dengan antusias, dan mengucapkan terima kasih.
Setelah pulang, aku membuka HP dan ternyata grup kelasku ramai, setelah membaca dari atas, mereka akan menghias kelas esok hari, dan tentu saja sudah izin ke Pak Ardi, satpam sekolahku.
Aku tentu saja mengirim pesan, bahwa aku ikut untuk menghias kelas besok.
Keesokan harinya, setelah aku diantar ayahku ke sekolah, aku pun masuk. Ternyata tidak hanya kelasku saja yang ke sekolah hari ini, banyak kakak kelasku yang lain juga pergi ke sekolah dengan urusan masing-masing.
Akupun berjalan menuju ke kelasku, di tangga menuju kelas aku berpapasan dengan teman sekelasku namanya Rena.
"Eh Ren, kek kelas bareng yok" ajakku
"Ayok!" kami berjalan bersama menuju kelas. Sesampainya di kelas, sudah banyak yang berdatangan, aku dan Rena pun bergabung ke teman-teman yang sedang menggunting hiasan.
Kami bekerja sama, para lelaki memasang hiasan dan membeli barang apabila kurang. Sedangkan yang perempuan akan membuat hiasan dan sesekali ikut memasang hiasan.
"Nur, potongnya jangan seperti itu, potongannya seperti baru benar." ucap desi ke sebelahnya Nur.
"Oh gitu ya, maaf deh." maaf Nur.
"Gak papa, ayo lanjutkan lagi," ucapku.
Setelah berjam-jam kita menghias kelas, akhirnya kelas kita sudah menjadi bagus. Sebelum pulang kita akan foto sekelas, dan akan di print besok dan ditempel dibagian belakang kelas.
Keesokan harinya pun sama, kami memasang hal yang kurang dan sangat seru. Sore harinya aku dan Rena akan mengambil Brownis dan kue-kue dititipkan di Rumah Andi karena rumahnya yang dekat dengan sekolah.
Dan besok adalah hari yang kita tunggu-tunggu. Hari Guru pun tiba, aku dan teman-teman berangkat pagi-pagi sekali kami mengambil Brownis dan kue di rumah Andi. Kue-kue yang kami pesan itu cukup besar, karena ini semua untuk guru, sedangkan Brownis itu untuk kami, bucket itu khusus untuk Pak Karno, Wali Kelas kami. Beliau adalah guru mata pelajaran IPA, bertepatan dengan Hari Rabu yang mata pelajaran awal adalah IPA.
Sudah mulai pelajaran karena bel sudah berbunyi, aku dan teman-teman segera bersiap, kami berbaris membentuk setengah lingkaran menghadap pintu, dengan dua orang di dekat pintu memegang Confeti, kami menunggu sang pengawas memberi kode. Setelah sang pengawas membaeri kode, kami segera menunggu, pintu di buka dan muncul lah Pak Karno, temanku yang ada di dekat pintu segera menari Confetti.
"Selamat Hari Guru Pak Karno." ucapku dan teman-teman dengan kompak, Pak Karno kaget sesaat dan tertawa.
"Aduh terima kasih banget ya".
"No Problem Pak!! Ini cuma sedikit balasan dari kami tidak sebanding dengan jasa bapak!" ucap Reni.
Kami pun foto-foto dan juga saling bercanda. "Ini kuenya buat saya kan?"
"Iya pak, untuk guru yang lain, kan kuenya cukup besar dipotong-potong saja pak."
"Oh iya-iya, terima kasih ya, semoga kalian sukses di masa depan nanti!"
"Amiin.."
Ya inilah kisahku saat menyiapkan kami guru bersama-sama teman-teman sekelasku. Paula ijin pamit selamat tinggal semua.
Penulis : Sabrina Ramadhani
Kelas : VII C
SMP DIPONEGORO SAMPANG