PGP-1-Kabupaten Cilacap-Urip Ambaripto-1.1-Aksi Nyata
MELALUI
PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DARING)
DI SMP
DIPONEGORO SAMPANG.
Masa Pandemi Covid-19, bukanlah sebagai
penghalang proses pendidikan. Kita tetap terus belajar meskipun dalam kondisi
PANDEMI COVID-19. Namun demikian kita tidak bisa memaksakan pembelajaran tatap
muka, kita harus mencari strategi, metode pembelajaran yang tepat untuk
pembelajaran, agar akan didik kita tetap menerima pembelajaran dan sekaligus
memperbaiki psikologis anak karena dampak Pandemi Covid-19. Pembelajaran jarak
jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) merupakan alternatif pembelajaran
tetap berjalan di masa pandemi covid-19, model pembelajaran daring atau online,
luring atau offline atapun dapat juga pembelajaran gabungan daring dan
luring (blended learning) merupakan cara pembelajaran yang dapat di
gunakan.
Akar pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara menempatkan kemerdekaan sebagai syarat dan juga tujuan membentuk
kepribadian serta kemerdekaan batin Bangsa Indonesia agar peserta didik selalu
kokoh berdiri membela perjuangan bangsanya. Untuk itu walaupun metode
pembelajaran jarak jauh, namun pembelajaran tetap harus berpihak pada anak didik
sehingga mereka merasa merdeka belajar tanpa harus tertinggal pengetahuannya.
Siswa sebenarnya sudah tumbuh alami di
lingkungannya, mereka mengembangkan kemampuan atau talentanya bersama-sama di
komunitasnya. Siswa SMP Diponegoro Sampang secara alamiah sudah berkembang di
komunitasnya, ada yang mengikuti grup hadrah, grup kentongan, seni wayang
kulit, seni kuda lumping (ebeg) dan juga ada yang mengasah dirinya di pondok
pesantren. Namun dengan adanya pandemi mereka berkomunitasnya menjadi berkurang
bahkan ada yang berhenti untuk berlatih. Hal inilah yang akan mengakibatkan
gangguan psikologis terhadap pembelajaran. Pembiasaan baik yang sudah berjalan menjadi
terhenti, berganti dengan pembiasaan baru yang membuat mereka merasa jenuh
melewati masa-masa pandemi.
Oleh karena itu, untuk menumbuhkembangkan
lagi semangat belajar, perlu dicari solusi yang tepat. Agar motivasi instrinsik
mereka terangsang kembali semangat dan perkembangan otak mereka menjadi stabil
kembali. Pembelajaran jarak jauh agar berjalan dengan baik, perlu dilakukan
diagnosis nonkognitif terlebih dahulu. Selanjutnya kita membuat konsep pembelajaran
yang menyenangkan. Konsep yang mudah, sederhana namun memuat pembelajaran.
Konsep disusun dengan baik, dapat melihat keterkaitan dengan materi lain dan
juga mata pelajaran lain sesuai Kurikulum pada kondisi khusus. Selanjutnya
tantangan, agar siswa merasa tidak terbebani siswa ditantang melakukan praktik
di rumah sesuai keadaan, dan mudah dilakukan bersama-sama dibimbing orang
tuanya praktik di rumah dengan konsep pasar menggunakan alat dan bahan yang ada
di dalam rumah. Setelah itu, dilakukan tindak lanjut dengan melakukan refleksi
individu atau kelompok baik refleksi individu, orang tua dn guru.
Pertama-tama yang dilakukan sebelum
proses pembelajaran dilakukan asesmen non kognitif (Google Form) yang
selanjutnya akan di diagnosis berdasarkn perasaan siswa, ketersediaan sarana
pembelajaran dan kondisi orang tua.
Gambar 1. Diagram
perasaan yang saat dirasakan.
Gambar 2.
Diagram perasaan belajar di rumah
Gambar 3.
Diagram siapa yang mendampingi saat BDR
Setelah melakukan asesmen nonkognitif
merancang konsep pembelajaran jarak jauh, dengan materi Persamaan Linier Satu
Variabel, konsep pasar yang akan digunakan dalam pembelajarannya. Siswa
bersamaan kelompok atau orang tua di beri tantangan di rumah untuk melakukan
kegiatan pembelajaran dengan konsep pasar. Siswa melalui pesan whatsapp
melakukan komunikasi tantangan yang akan dilakukan di rumah serta
memberitahukan nama kelompok menggunakan nama tokoh wayang untuk melestarikan
budaya luhur nasional. Selanjutnya mereka bersama-sama dengan kelompoknya
dengan dibimbing orang tua mencari alat dan bahan yang akan digunakan untuk
mengerjakan tantangan pembelajaran. Ada yang memilih membuat jus buah, ada yang
memilih membuat minuman es coffee. Setelah melaksanakan kesepakatan bersama
mereka bekerja dengan mendokomentasikan kerjanya. Alat-alat dan bahan serta
hasilnya yang digunakan oleh siswa bisa sebagai pembelajaran IPA, Bahasa Indonesia,
Prakarya. Kalau di dalam mata pelajaran matematika koneksi antar materi yang
dapat digunakan yakni bilangan, aritmatika sosial, statistika maupun himpunan. Sebagai
tindak lanjutnya siswa melakukan refleksi diri terhadap pembelajaran, serta
mendapatkan refleksi dari orang tua yang mendampinginya (google form)
Gambar 4. Diagram perasaan siswa setelah melakukan pembelajaran
Gambar 5.
Diagram refleksi orang tua tehadap hasil karya bimbingannya
Dengan pembelajaran seperti di atas anak
merasa merdeka, anak merasa senang dan orang tua pun merasa puas karena melihat
mereka berlatih membuat hasil karya yang dapat digunakan untuk berdikari di
masa depannya. Mereka berani dan dengan percaya diri memaparkan hasil karyanya
memamerkan hasil karyanya dalam bentuk video yang sudah dilakukan editing, dan
mereka pun mempunyai kenangan baru dengan pemakaian nama tokoh wayang sebagai nama
kelompoknya. Namun demikian tentunya masih ada kendala yang harus diperbaiki
dalam pembelajaran berikutnya yaitu kesulitan komunikasi dua arah yang mereka
merasakan puas atas pertanyaan-pertanyaan di otaknya. Untuk mengatasi hal
tersebut sebagai perbaikan pembelajaran nanti akan di coba komunikasi dua arah
menggunakan video konferensi zoom atau google meet yang bisa menjembatani
kelemahan ini agar anak terus senang dan merasakan merdeka belajarnya.
Gambar 6. Siswa
berkarya dan refleksi orang tua